SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN CICILAN UANG KULIAH DENGAN METODE AHP MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
1. Latar BelakangSetiap tahun biaya kuliah semakin meningkat. Masuk perguruan tinggi negeri adalah impian semua orang. Selain berkualitas, biaya kuliah juga lebih murah dibanding jika kuliah di perguruan tinggi swasta. Tapi seperti diketahui tidak mudah untuk masuk perguruan tinggi negeri, karena harus mengikuti test yang sulit dan bersaing dengan ribuan orang yang ingin kuliah di perguruan tinggi negeri. Alhasil banyak orang yang membeli formulir di perguruan tinggi swasta untuk cadangan jika tidak diterima di perguruan tinggi negeri. Tetapi tidak semua yang masuk swasta itu beralasan demikian. Banyak dari mereka yang memang dari awal ingin masuk perguruan tinggi swasta karena akreditasinya baik dan tidak diragukan lagi mutu pendidikannya. Universitas Gunadarma adalah perguruan tinggi swasta yang sudah punya akreditasi A dan sudah diakui oleh semua pihak dengan mutu pendidikannya. Banyak orang yang kagum karena Universitas Gunadarma telah menjuarai berbagai macam perlombaan dan membawa harum nama kampus. Selain mutu pendidikan yang baik dan berkualitas, Universitas Gunadarma juga berusaha untuk mempermudah mahasiswa dan mahasiswinya, antara lain biaya kuliah yang bisa dicicil dan ada beasiswa yang diberikan.
2. Landasan TeoriSistem Penunjang KeputusanSistem pendukung keputusan adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan [little,19970]. Menurut Turban, 2005, sistem pendukung keputusan merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan.
Metode AHPAnalytical Hierarchy Process ( AHP ) adalah suatu metode unggul untuk memilih aktivitas yang bersaing atau banyak alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Atau khusus. Kriteria dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, dan bahkan kriteria kuantitatif ditangani dengan struktur kesukaan pengambil keputusan daripada berdasarkan angka.
Struktur sebuah model AHP adalah model dari sebuah pohon terbaik. Ada suatu tujuan tunggal di puncak pohon yang mewakili tujuan dari masalah pengambilan keputusan. Seratus persen bobot keputusan ada di titik ini. Tepat dibawah tujuan adalah titik daun yang menunjukkkan kriteria, baik kualitatif maupun kuantitatif. Bobot Tujuan harus dibagi diantara titik-titik kriteria berdasarkan rating.
Bobot 100 %
Bobot dari tiap-tiap kriteria adalah 100 % dibagi dengan bobot titik-titik kriteria berdasarkan rating.
Setiap alternatif dibandingkan dengan masing-masing kriteria.
3. Permasalahan KasusUniversitas Gunadarma adalah universitas swasta yang sudah tidak diragukan lagi kualitas dan kuantitasnya. Universitas Gunadarma yang berpusat di Depok, kini telah memiliki cabang di beberapa kota, antara lain ; Jakarta, Depok, Bekasi, dan yang terbaru Tangerang. Setiap tahun semua biaya kehidupan meningkat, begitupun dengan biaya kuliah. Namun itu semua tidak mengurangi antusias para orangtua untuk bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Dan banyak orangtua yang memilih dan mempercayakan anaknya untuk kuliah di Universitas Gunadarma. Namun di zaman sekarang ini untuk sebagian orang tua mahasiswa teramat berat untuk membayar uang kuliah secara lunas per semesternya. Banyak dari orang tua mahasiswa yang ke bagian keuangan untuk meluapkan keluh kesahnya karena dirasa berat untuk membayar uang kuliah secara lunas. Berbagai alasan disampaikan, diantaranya; keterlambatan gaji, keterlambatan uang kiriman, ada juga yang harus membayar rumah sakit karena ada keluarganya yang sakit, dan masih banyak lagi alasan orang tua mahasiswa yang ditampung oleh bagian keuangan. Untuk itu Universitas Gunadarma memberi kemudahan – kemudahan diantaranya; dengan adanya beasiswa (dengan persyaratan dan prosedur yang ada), dan biaya kuliah yang bisa dicicil 2 kali pembayaran. Dalam hal ini loket keuangan tidak mengurusi masalah beasiswa, hanya mengurusi masalah pencicilan uang kuliah saja. Jika dalam masa waktu pembayaran uang kuliah, loket keuangan selalu ramai oleh mahasiswa atau orang tua mahasiswa yang sengaja datang untuk mengurusi pencicilan uang kuliah. Dalam hal ini sistem penunjang keputusan dimana komputer bisa memberikan data faktor kelayakan pencicilan, seperti ; apakah mahasiswa/i tersebut termasuk non kelas, apakah mahasiswa/i tersebut tidak dalam kondisi cuti/non aktif, apakah mahasiswa/i sudah menempuh 1 semester perkuliahan. Dan yang terpenting persetujuan dari penanggung jawab loket apakah mahasiswa/i tersebut layak dan sesuai untuk mencicil. Jika iya, maka petugas akan memberikan formulir isian yang harus diisi oleh mahasiswa/i yang ingin mencicil uang kuliah.
4. PembahasanBerdasarkan hasil yang ada, maka didapat 4 kriteria yang digunakan dalam proses persetujuan pencicilan uang kuliah. Kriteria tersebut antara lain Pengisian formulir persetujuan yang ditandatangani dengan materai 6000, Penentuan tanggal pertama akan membayar, Penentuan tanggal kedua untuk membayar sisa uang kuliah yang tersisa, jumlah pembayaran pertama yang akan dibayarkan.
Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
Pengisian formulir persetujuan
Yang bersangkutan harus mengisi formulir yang disediakan sebagai bukti yang ditandatangani dengan materai 6000.
Penentuan tanggal pertama akan membayar
Hal ini juga harus ditentukan agar mahasiswa tidak telat membayar dan blanko merahnya bisa digunakan untuk mengambil KRS (Kartu Rencana Study).
Penentuan tanggal kedua untuk membayar sisa uang kuliah
Hal ini pun harus ditentukan untuk penentuan denda yang berlaku.
Jumlah pembayaran pertama yang dibayarkan
Prosedur pencicilan, pembayaran pertama itu separuh dari total pembayaran. Tapi jika sudah batas akhir dan banyak mahasiswa yang belum bisa mengambil KRS karena belum cukup uang untuk membayar, ada kebijakan dari penanggung jawab keuangan untuk membantu mahasiswa/i tersebut(biasanya sebesar BPP pun sudah bisa membayar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar