Calender event

Customizable Calendar Script

Kamis, Maret 22, 2012

BBM dan Hak untuk “Menjerit”

“CUACA” di seputar rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), diam-diam menciptakan panggung ekspresi manusia: dari wajah-wajah yang (seolah-olah) logis-rasional, wajah yang tak jelas hendak mengatakan apa, wajah gelisah, gusar, marah, tak tahu apa yang mesti dilakukan, hingga wajah-wajah yang apatis.

Aneka ekspresi itu lahir dari manusia-manusia yang berada di balik kelambu kekuasaan dan menetapan kebijakan, orang-orang politik yang menunggu momentum dan menjadikannya sebagai bahan pencitraan, akademisi dengan segala argumen ilmiahnya, para saudagar yang berkalkulasi untung-rugi, kelompok masyarakat yang merasa tak terpengaruh naik seberapa pun harga BBM, hingga rakyat yang pagi-pagi sudah menjerit karena merasa bakal tercekik kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok dan biaya kehidupan keseharian.

Berbagai ungkapan rasa itu juga banyak menyembulkan pernyataan, sikap, dan tindakan. Misalnya, yang bersifat penjelasan di forum resmi, konferensi pers, pembentukan opini publik lewat media, dengan argumentasi bahwa “memang kenaikan harga itu tidak mungkin terhindarkan , dan pemerintah tidak punya opsi lain terkait BBM untuk menyelamatkan perekonomian di luar kebijakan itu”.

Para akademisi pun terbelah, antara yang “memahami” dan melihatnya sebagai sebuah kondisi yang tak terhindarkan; serta yang memandang masih ada kemungkinan lain ketimbang secara drastis menempuh kebijakan tersebut.

Suara-suara politisi, mudah diperkirakan, saur-manuk berebut ruang untuk memperlihatkan spirit “keberpihakan” yang makantar-kantar. Setiap denyut opini penolakan mendapat dukungan, dan inilah memang momentum besar bagi orang-orang partai untuk menyuarakan keberadaan mereka sebagai penyalur aspirasi wong cilik. Dari sisi “sikap” mengenai kenaikan harga BBM itu, secara ekstrinsik, terasa ada semangat yang direpresentasikan dibandingkan dengan ketika orang-orang parlemen bersikap terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kecenderungan yang berbeda dari suara rakyat.

Ekspresi Rakyat

Suara mahasiswa, sebagai lapis paling keras yang mewakili ungkapan hati dan perasaan rakyat, merupakan ekspresi yang secara konsisten merata sebagai sikap yang sama. Inilah penyambung dan pengawal sesungguhnya dari realitas suara rakyat. Tentu tidak bijak jika dalam kondisi seperti sekarang ada yang memilah-milah: mereka mewakili siapa? Mereka “ketitipan” suara kelompok mana?

Saya lebih melihat unjuk rasa mahasiswa di berbagai daerah: semangat dan elannya; sebagai ungkapan sejati apa yang sekarang digelisahkan oleh rakyat. Maka kita tidak bisa serta-merta meminimalkan besarnya kerisauan itu, misalnya hanya dengan mengatakan, “Kenaikan harga BBM tak perlu diributkan, wong hanya sebesar harga rokok…”

Argumentasi yang seolah-olah mencoba “membumikan” kalkulasi itu memang sah-sah saja, seperti sah pula setiap orang menyatakan pendapatnya. Namun memahami akar kerisauan, membayangkan apa yang akan dihadapi rakyat dengan kenaikan biaya-biaya hidup yang mengadang di depan nanti, serta ikut menghayati; tentu akan lebih bijak.

Artinya, dalam kondisi ketika semua bisa dikomentari, semua memang punya “hak untuk ngomong apa saja”, sehingga hormati pula hak untuk mengekspresikan kegelisahan dan kekhawatiran dengan kenaikan harga BBM.

Rakyat, dalam banyak segi, punya logikanya sendiri untuk menghitung kebutuhan-kebutuhan dari neraca hidupnya. Pendapatan dan pengeluaran. Lalu bagaimana me-manage-nya. Kemudian seperti apa realitanya. Dan, itu ini jelas bukan sekadar urusan harga rokok, karena BBM bertaut langsung dengan elemen-elemen kehidupan yang mendasar. Ketika harga kebutuhan bahan pokok tersentuh dan membubung, biaya tranportasi massal naik, kekhawatiran apa lagi yang terungkapkan kalau bukan hanya dengan menjerit meminta keadilan?

Dan, apakah harga keadilan hidup itu akan cukup terepresentasikan melalui tunjangan langsung tunai, yang dialokasikan sebagai pengganti subsidi?

Untuk sementara, ketika kenaikan harga BBM sudah merupakan “ketok palu eksekusi”, biarlah kita menghargai hak risau rakyat: “hak untuk menjerit”, “hak untuk menangis”. Hanya itu kok, Tuan-tuan…

Tidak ada komentar:

CCTV Saya

CCTV Jakarta

Movie

Sidenotes

Unobtrusive Sidenotes

A Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In varius nulla vel nisi. Sed interdum nisi id ligula. Nullam sit amet metus. Mauris facilisis ligula ac magna. Aenean sodales. Aliquam erat volutpat. Etiam vulputate pretium felis. In blandit diam at libero. Sed semper leo vel justo. Tellus a dui. Vestibulum a erat. Quisque condimentum sollicitudin enim. .

quis venenatis velit quam egeturna. In varius nulla vel nisi. Sed interdum nisi id ligula. Nullam sit amet metus. Mauris facilisis ligula ac magna. Aenean sodales. Aliquam erat volutpat. Etiam vulputate pretium felis. In blandit diam at libero. Sed semper leo vel justo. Tellus a dui. Vestibulum a erat. Quisque condimentum sollicitudin enim. Duis lacinia euismod ipsum. Vestibulum ut velit. Sed adipiscing lectus a lectus. Aenean purus urna, sodales vitae, Cras ornare pharetra augue. Ac enim. Phasellus nec nisl sed sem auctor commodo. Curabitur dapibus bibendum enim. Duis posuere ultrices lacus. Fusce odio odio, vestibulum ultrices, cursus sit amet, convallis vestibulum, mauris. Nullam sapien. Aliquam erat volutpat. Cras sem augue Aliquam erat volutpat. Cras vitae odio. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Donec eget nibh sed ligula commodo fringilla. Nulla vel nisi at elit porta gravida. Aenean justo.

Praesent sed est nec mi Quisque lorem. elementum congue. Nam est est, aliquam nec, laoreet nec, volutpat a, tortor. Mauris arcu lorem, consectetuer ac, vulputate vitae, fringilla ut, erat. Nulla ultrices. Aenean gravida quam pulvinar nunc. Donec luctus vestibulum justo. Nulla molestie, pede id fringilla semper, urna lectus dapibus nisl, vel feugiat sapien leo nec nulla. Donec nec est vel nisl sollicitudin euismod. Vivamus dictum imperdiet urna. Maecenas malesuada blandit lectus.

Cras lobortis sagittis massa. Donec dignissim. Egestas orci. Nulla eget nulla sit amet urna tincidunt fermentum. Vestibulum vel quam eu orci malesuada rutrum. Cras sit amet metus. Sed ut massa a risus varius dignissim.

Praesent gravida eleifend mi. In vulputate volutpat augue. Praesent lacinia porta nunc. Sed commodo purus quis tortor congue fringilla. In mollis odio ac libero. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Duis orci sapien, elementum eu, euismod sed, volutpat pretium, nunc. Nullam pharetra elementum orci. Mauris volutpat. Quisque varius tristique nunc. Quisque scelerisque laoreet risus. Nulla facilisi. Proin vitae sem. Sed iaculis. Donec ac odio eget pede cursus varius. Vivamus posuere neque sed tortor. Vivamus luctus elit nec urna. Aenean suscipit consequat lectus. Fusce convallis arcu accumsan erat.

Geo Globe

Geo Globe

Geo Map

Geo Map

Kabar Cuaca

Geo Weather

Geo Weather

Geo Clock

Geo Clock

Geo Counter

Geo Counter

Geo User

Geo User

Agung Tri Antoro Browser

Jadwal Sholat

Ingat! Rabu, 8 Juli 2009 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Ingat! Rabu, 8 Juli 2009 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Berikan Suaramu dan Tandai Satu Kali dengan Mencentang / Mencontreng

Berikan Suaramu dan Tandai Satu Kali dengan Mencentang / Mencontreng

Hasil Pemilu 2009 Online